Selasa, 16 September 2014

GALAU?? Coba cek gaya hidup kita...


       Berawal dari postingan teman yang sebenarnya berckita, tapi setelah diresapi ternyata ada hal yang benar dan memang perlu dibagikan. Dalam postingan teman itu menyampaikan bahwa dia pernah ditanya oleh seorang teman, kurang lebih seperti ini. “mas, gimana caranya biar nggak gampang galau?” dan dia menjawab mungkin kamu perlu makan makanan yang bergizi. Seolah tidak ada hubungannya karena ke-galau-an berhubungan dengan psikologis  kita. Sedangkan makan makanan bergizi itu berhubungan dengan kondisi fisik.
Merenung singkat maka teringat dengan ungkapan yang sangat terkenal. Mens sana in corpore sano adalah sebuah kutipan terpopuler dalam dunia kesehatan dan olahraga. Berasal dari sebuah mahakarya seorang pujangga Romawi, Decimus Lunius Luvenalis, yaitu Satire X. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa kuat, secara simpelnya saja bila tubuh kita sehat maka jiwa kita kuat. Jiwa yang kuat bisa diartikan jiwa yang tidak mudah stress, tenang menghadapi masalah, tidak mudah terpancing emosi atau dalam bahasa sekarang menjadi jiwa yang anti galau.
Secara medis, tubuh yang sehat adalah tubuh yang mampu melakukan fungsi fisiologisnya secara normal dengan baik. Termasuk di dalamnya adalah fungsi metabolisme. Lalu apa hubungannya dengan kondisi kejiwaan kita. Sistem di dalam tubuh kita ini berhubungan satu dengan yang lain. Ketika metabolisme dalam tubuh kita tidak lancar maka akan ada penumpukan – penumpukan zat – zat sisa metabolisme yang tidak seharusnya di dalam tubuh. Peningkatan zat sisa metabolisme ini akan mempengaruhi beberapa sistem lain. Bila penumpukan zat sisa metabolisme ini menumpuk pada sistem saraf jelas saja efek pertama yang kita rasakan adalah pegal – pegal pada anggota tubuh. Malangnya bila penumpukan itu terjadi di sistem saraf pusat atau otak yang berada di area kepala maka kita akan mudah sekali merasa pusing.
Sistem lain yang ada di dalam tubuh yang mungkin terkena efek penumpukan sisa metabolisme ini adalah sitem peredaran darah. Penumpukan sisa metabolisme dalam sistem peredaran darah akan mempengaruhi tekanan darah dengan cepat. Sehingga tekanan darah akan naik turun dengan tidak stabil. Tekanan darah yang naik dan turun dengan tidak stabil akan mempengaruhi kondisi emosinal seseorang. Hal ini akan menyebabkan kita mudah tersinggung atau malah kita menjadi pemurung. Tekanan darah yang tidak stabil juga akan mempengaruhi peredaran darah ke otak. Suplai oksigen dan sari – sari makanan menjadi tidak optimal di kirim ke otak. Kita menjadi sulit fokus dan tidak konsentrasi dalam berfikir. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi kita dalam kita menghadapi masalah yang terjadi di sekitar kita.
Penumpukan zat sisa metabolisme di  sistem pencernaan juga dapat mempengaruhi kondisi mental dan emosional kita. Penumpukan sisa metabolisme pada sistem pencernaan akan menghambat penyerapan sari – sari makanan dalam tubuh. Zat – zat gizi yang diperlukan oleh tubuh mungkin tidak diserap secara optimal. Sehingga kebutuhan energi dalam tubuh tidak terakomodir dengan baik. Dampaknya kita menajdi mudah lesu, letih dan lemah. Aktivtias sehari – hari menjadi terasa berat, semangat terasa drop dan tidak bergairah. Kita akan sering merasa malas untuk mengerjakan aktivitas kita. Kalau pun kita paksakan makan hasilnya juga tidak baik, karena pada akhirnya kita akan merasa sangat lelah. Suplai nutrisi yang kurang pada organ – organ vital tubuh juga membuat kita sulit berkonsentrasi.
Hormonal merupakan salah satu sistem tubuh yang sangat berpengaruh dan penghubung antara alam perasaan dengan kondisi fisik. Sering kali pada kondisi – kondisi hormonal tertentu misal masa subur atau masa pre-menstruasi pada wanita akan diikuti dengan gencatan – gencatan emosional yang tinggi. Atau munculnya hasrat dan rasa ingin diperhatikan oleh lawan jenis dengan lebih. Bila terjadi gangguan baik karena adanya penumpukan sisa – sisa metabolisme maupun karena ada kondisi tubuh yang kurang baik. Maka kerja sistem ini akan terganggu. Sehingga koordinasi antara alam perasaan dengan fisik kita.
Secara umum galau sendiri dapat terlihat dari perubahan perilaku secara keseharian. Karena kegalauan erat hubungannya dengan masalah mental dan alam perasaan. Orang dengan kegalauan biasanya lebih suka menyendiri atau murung, emosi labil dan sering berfikir tanpa menggunkan logika. Tiba-tiba saja otak kita jadi buntu dan tidak bisa berpikir dengan cerdas. Saat inilah kita sedang mengalami yang namanya galau. Perasaan tidak tenang, hampa, sedih, dan lainnya yang ditimbulkan oleh galau akan membuat kita kesulitan untuk berpikir. Untuk galau ringan biasanya ini terjadi selama 5-30 menit. Tapi untuk galau akut otak kita tidak bisa berpikir selama 1 hari bahkan bisa lebih.
Kegalauan dapat membuat seseorang menjadi stres, cemas, depresi dan panik. Kegalauan ini dapat pula menyebabkan gangguan pada tubuh seseorang, inilah yang disebut dengan Psikosomatik. Psiko artinya pikiran (psikologis) dan somatik artinya tubuh (badan/fisik). Yang anehnya penyakit fisiknya sendiri tidak dapat ditemukan secara pemeriksaan laboratorium, rongen, USG dan pemerisaan penunjang medis lainnya. Contoh gangguan-gangguan Psikosomatik yang sering ditemui diantaranya adalah sebagai berikut : Kepala, penderita akan merasakan sakit kepala yang berpindah-pindah, pusing, berkunang-kunang, rasa melayang, dan kepala terasa berat. Tetapi dari hasil pemerisaan labor dan CT Scan kepala hasinya normal-normal saja.
Dada, dada rasa berat, nafas terasa sesak, jantung berdebar-debar, dada rasa panas yang berpindah-pindah, tapi pada pemeriksaan rongen paru-paru, EKG dan Laboratorium darah hasilnya semua dalam batas normal. Perut, perut terasa mual, muntah, nyeri, kembung, panas yang berpindah-pindah dan ingin buang air kecil terus, tetapi hasil hasil pemerisaan labor dan USG nya tidak ditemukan kelainan apapun. Gangguan lainnya dapat berupa kulit gatal-gatal, mulut sering sariawan, susah tidur, kaki tangan merasa dingin, kesemutan, kebas, nyeri otot yang berpindah-pindah yang hasil pemeriksaan penunjang medisnya tidak ditemukan apa-apa secara bermakna.
Nyatanya kondisi jiwa dan tubuh kita saling berhubungan, maka benar saja apa yang disampaikan oleh kutipan populer Mens sana in corpore sano. Lalu kini menjadi PR penting adalah bagaimana menjaga agar kita tetap sehat secara jasmani dan rohani sehingga kegalauan itu pergi dari hidup kita. Pertama memang perlu kita perhatikan adalah pola hidup kita. Pola hidup yang sangat modern yang memvorsir segala sumber daya dalam hidup kita sering membuta kita tidak memperdulikan kesehatan tubuh dan kesegaran jiwa kita.
Sebenarnya mulai sejak dini jika telah menerapkan Pola Hidup Sehat, tentu akan menjadi kebiasaan yang baik untuk masa depan kita sendiri.  Untuk Hidup Sehat kita tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, kita bisa menerapkan Cara Pola Hidup Sehat yang baik dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan, seperti berikut ini:
Biasakanlah untuk bangun di pagi hari, lalu keluar kamar dan tarik nafas dalam-dalam. Udara pagi sangat baik untuk tubuh kita, sebab belum tercemar oleh polusi, sehingga akan membantu paru-paru kita tetap sehat dan oksigen yang diserap akan dialirkan menuju otak, sehingga kita dapat berfikir lebih baik. Selain itu kita juga perlu menghindari asap rokok, asap knalpot, dan debu. Bersihkan ruangan sekitar kita agar dapat berfungsi dengan baik dan menjaga kesehatan tubuh kita.
Air putih jauh lebih baik dibandingkan dengan minuman apapun. Maka dari itu dianjurkan untuk mengkonsumsi minimal 8 gelas air putih per hari, sebab air putih bermanfaat untuk menetralisir racun dalam tubuh serta melancarkan metabolisme dalam tubuh, sehingga tubuh akan lebih sehat, fit dan terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Sama halnya dengan air, serat (fiber) sangat baik untuk melancarkan metabolisme dan pembuangan dalam tubuh, sehingga makanan yang telah dikonsumsi setiap hari tidak bertimbun menjadi lemak melainkan diubah menjadi energi. Cukupi asupan serat, protein dan karbohidrat yang seimbang.
Pola makan tidak sehat meliputi konsumsi makanan cepat saji, makanan berlemak, minuman beralkohol dan bersoda, serta merokok. Hal tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan kita, maka dari itu ada baiknya jika kita menghindari pola makan tidak sehat, agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Ada baiknya jika kita tidak melewatkan sarapan di pagi hari. Sebab sarapan pagi sangat bagus untuk mensuplai energi pada tubuh agar kita tetap sehat dan semangat menjalani hari-hari kita. Selain itu usahakan untuk mengkonsumsi berbagai makanan yang sehat bergizi, mengandung banyak vitamin, nutrisi dan serat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Bekerja keras itu baik, namun ada baiknya jika kita meluangkan waktu untuk beristirahat. Telah dianjurkan untuk tidur cukup 7-8 jam perhari dan olahraga yang teratur. Jangan memporsir diri dengan satu kegiatan. Tidur terlalu lama dan olahraga tanpa kenal waktu juga bukanlah hal yang baik. Semuanya perlu dilakukan dengan seimbang. Olahraga yang teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti akan lebih giat, menurunkan tekanan dara tinggi, menguatkan tulang-tulang, meningkatkan HDL(kolesterol yang baik), mencegah kencing manis, menurunkan resiko kanker, mengurangi stress dan depresi, dan juga akan memberikan kebugaran.
Jadi bila kita mudah sekali merasa galau, dengan kondisi yang serasa menggantung dan tidak menentu. Mungkin juga kita sulit move on dari kondisi kita sekarang, entah karena pasangan, pekerjaan, tuntutan hidup atau sekedar gadget impian. Mungkin kita perlu memperhatikan pola hidup kita. Apakah benar kita sudah hidup sehat sehingga sisa – sisa metabolisme yang berbahaya itu tidak mengganggu sistem kerja di dalam tubuh kita. Mari perbaiki pola hidup kita agar kita bisa tetap sehat, tetap semangat dan tetap bisa membagi manfaat.(berbagai sumber)

Minggu, 15 Juni 2014

kamera DSLR vs CAPRES



Kamera DSLR sekarang ini bukan lagi menjadi barang yang mahal. Dengan berkembangnya dunia elektronik atau yang biasa disebut gaget kamera DSLR sepertinya sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Entah yang memang hobi fotografi, atau memang tuntutan sosial sehingga sudah tidak pantas lagi kalau hanya menjinjing kamera pocket.
Secara pribadi juga terbawa arus dalam dunia yang demikian. Karena tidak sengaja hidup ditengah – tengah teman dan sahabat yang hobi atau memang pekerjaan nya berhubungan dengan fotografi. Tapi kamera DSLR menjadi salah satu incaran manis dari bertahun – tahun silam. Alasan cukup simple, banyak hal dan fenomena di dunia ini yang sangat sayang untuk tidak diabadikan. Semua sisi dan semua bagaian punya kisah dan nilai seni nya sendiri.
Penantian bertahun – tahun  itu pun akhirnya terbayar setelah memantapkan diri untuk membuka tabungan dan menukarnya dengan kamera DSLR. Karena hidup di tengah – tengah orang dengan latar belakang fotografer baik yang professional, amatiran sampai yang ingusan, maka saran dan masukan dari mereka seputar memilih merk kamera DSLR merujuk pada 2 merk ternama. Bukan iklan, saya tidak dapat komisi atau pun royalty atas tulisan ini. Yah, tentunya kita semua sudah akrab dengan Canon dan Nikon. Dua merk yang cukup merajai pasar fotografi akhir – akhir ini karena keunggulan masing – masing.
Pilihan tersulit adalah saat menjatuhkan pilihan untuk memilih 1 diantara 2 merk yang punya spesifikasi dan keunggulan masing – masing. Ketika bertanya pada orang – orang terdekat ternyata tidak menyelesaikan masalah. Karena beberapa teman yang sudah menggeluti dunia fotografi terlebih dahulu memberikan rekomendasi merk sesuai merk yang mereka pakai. Benar saja ketika mereka menggunakan Canon maka mereka akan membeberkan semua kebaikan nya dari a – z dan begitu saya menanyakan bagimana dengan merk Nikon dengan spesifikasi yang sama. Bak sales saja mereka meberikan gambaran tentang kelemahan – kelemahan merk tersebut. Hal ini berlaku juga kebalikannya.
Tidak kurang akal, tentunya kakek kita yang satu ini tahu segalanya. Siapa lagi kalau bukan si embah google. Maka saya googling tentang 2 merk kamera DSLR ini. Tentunya dengan spesifikasi yang sesuai dengan kantong saya. Iya kantong manusia nanggung, baru saja lepas dari gelar mahasiswa dan baru mengarungi dunia persilatan maksudnya dunia pekerjaan. Namun hasil yang didapat sama saja, pada akun – akun pecinta Canon, maka semua keunggulan nya dijelaskan secara mendetail dan yah kekurangan nya dibahas tapi cukup dengan bahasa yang datar. Hal serupa juga saya dapati dari laman – laman penggandrung Nikon. Bahkan ada laman khusus yang membandingkan kehebatan ke duanya. Melihat dari banyak sisi, dari sistem barterainya, kekuatan lensa, optical zoom, kekuatan memori, kualita gambar hingga fitur yang digunakan. Semua dbahas tuntas dan lugas, tapi tetap sama saja untuk awam seperti saya dengan pemaparan panjang lebar macam itu malah membuat saya makin bingung mau pilih yang mana.
Akhirnya, setelah membandingkan harga dan kesesuaian dengan kocek saya. Space harga antara kedua merk ini pun tak berbeda jauh. Pilihan akhirnya dijatuhkan atas dasar rasa mantap dan naluri bahwa 1 diantara 2 merk ternama ini lebih cocok untuk saya. Seorang awam yang mencoba menilai dengan berbagai pertimbangan untuk bisa mendapatkan kamera DSLR terbaik yang di dambakan.
Iklim yang memanas akhir – akhir terkait pemilihan capres dan cawapres 2014 ini mungkin memberikan perasaan yang sama bagi awam seperti ketika saya memilih kamera DSLR. Disuguhi berita tentang kebaikan capres no.1 lalu disuguhi berita capres no.2. Di waktu berikut nya disuguhi rekam jejak yang tidak baik dari capres no.1 lalu disuguhi fakta – fakta pencitraan capres no.2. bahkan ada 2 stasiun TV swasta yang dengan getol dan mati – matian saling menyudutkan. Fenomena ini membuat beberapa bapak dan ibu di rumah juga memanas. Pasal nya dengan dalih melihat perkembangan pilpres terkini para bapak menonton berita. Hasilnya sang bapak itu akan mengumpat sendiri atau dengan heboh mengagung – agungkan capres yang diberitakannya. Jelas hal ini membuat para ibu mulai bosan dan mengganti channel melihat sinetron. Namun sama saja drama juga yang ditayangkan sehingga efek yang muncul adalah saling berebut (belum ditambah demam piala dunia-red).
Dihadapkan pada pilhan yang sebenarnya tidak sulit, karena saya yakin setiap orang sudah punya tokoh unggulannya. Saya yakin mereka punya pemikiran sendiri saat menjatuhkan pilihan. Sudah menimbang dan dengan akal sehat tanpa paksaan (apa pula kalimat ini.. heheheh). Namun opini yang muncul di public membuat orang awam macam saya ini kerombang – ambing dalam tekanan media sosial yang semakin jahat. Ya, tentu saja karena permainan persepsi sebagian orang yang mencoba mempengaruhi orang awam macam saya ini yang akhirnya menghiperbola kan kabar – kabar yang sebenarnya wajar menjadi seolah tidak wajar dan bahkan menjijikan.
Sama seperti teman – teman saya yang sudah terlanjur fanatic dengan salah satu merk DSLR. Sehingga ketika mereka membagikan ilmu nya kepada saya seolah seperti sales bagi slah satu produk padahal mereka tidka dibayar sepeserpun oleh perusahaan tesebut. Kembali menurut teman saya yang orang PR (public relationship) inilah yang dimanakan public marketing. Membuat suatu opini public agar orang tertarik pada produk yang ditawarkan. Saya rasa ini sama dengan para capres yang sedang “memarketingkan” diri mereka masing – masing agar laku di psar pilpres tgl 9 Juli 2014 kelak.
Memilih kamera DSLR saja saya berfikir panjang, tentunya dalam memilih preseiden juga harus demikian. Mungkin akan muncul pikiran skeptis tentang pilpres ini sama hal nya dengan memilih kamera DSLR. “Halah, cuma kamera aja kok ribut. Semua sama yang penting bisa jepret foto.” Itu ungkapan salah satu teman (juga) yang memang tidak terlalu suka dunia fotografi. Tentu kaget mendengarnya, meski saya ini pemula dan sangat amatir. Tapi tentu dalam membeli barang saya tidak ingin “keblondrok” (ungkapan jawa, salah memilih barang kualitasnya buruk tapi harga nya mahal). Meski baru belajar dengan DSLR tentu ingin belajar menggunakan DSLR yang bagus sehingga pada waktunya nanti bisa pakai DSLR dengan type yang lebih tinggi dan benar – benar memahami penggunaanya. Ibarat kata pake kamera DSLR tapi tidak hanya bisa autofocus.
Pandangan demikian juga muncul dalam pilpres. Ada satu broadcast yang menuliskan “siapa pun presidennya nanti toh kita tetap harus kerja untuk mengisi perut kita sendiri”. Entah dari sapa mula nya tulisan ini tapi ini menyebar cukup cepat diantara mengguna media sosial. Saya merasa bodoh dengan pemikiran itu. Jelas saja siapapun yang jadi presiden mereka punya hak membuat kebijakan, entah ini menaikan atau menurunkan gaji, mengubah standart UMR atau bahkan menghapuskan sistem out sourcing. Belum lagi kebijkan import beras, import BBM, kebijakan pajak yang akhirnya akan berpengaruh pada pemasukan dan pengeluaran kita. Jadi secara langsung dan tidak langsung siapa pun yang terpilih menjadi presiden akan berdampak pada hidup kita.
Memilih berdasarkan keyakinan dan kemantapan bahwa sang capres akan memberikan kondisi yang jauh lebih baik. Hal itu kembali ke hati kita masing – masing, karena sama seperti saya akhirnya memilih salah satu merk DSLR maka kita juga seharusnya demikian dalam pilpres ini. Ketika saya menjatuhkan piiihan pada salah satu merk kamera DSLR tentu kamera dengan merk tesebut punya banyak keunggulan namun juga punya kelemahan. Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan semata. Jadi kalau kita mencari presiden yang setengah dewa tentu tidak ada. Mereka semua punya kelemahan, tidak semua hal yang mereka sampaikan dalam debat itu sesuai pemikiran mereka. Ada tim sukses dan tim ahli yang dipersiapkan untuk menggodok setiap materi yang mereka bawakan dalam debat. Saya rasa teman – teman mahasiswa yang biasa ikut lomba debat sangat mengerti hal ini. Itu juga yang mungkin tidak diketahui banyak awam macam kita.
Saya sendiri bagaimana? Saya mendukung siapa? Beberapa waktu lalu saya pernah menulis di akun pribadi saya : “kalau ada capres yg berkomitmen men-sah kan RUU Keperawatan maksimal 6 bulan setelah terpilih... yakin aku pilih dia.... — bersama Ners Harmoko dan 7 lainnya.” Jadi inilah jawaban saya kepada siapa pilihan akan saya jatuhkan. Dan sejauh ini belum ada satupun capres yang menyatakan dukungannya pada RUU Keperawatan yang masih tidak jelas nasib nya. Mengapa RUU Keperawatan, karena inilah legalita yang kami (perawat) butuhkan. Bukan hanya kenaikan gaji saja, tapi kami perlu regulasi yang jelas. Silahkan rekan – rekan perawat melihat seberapa banyak STR (surat tanda register atau dulu SIP surat ijin perawat) yang tidak jelas dan belum jadi. Padahal itu syarat kita untuk bisa merawat, ibarat pengendara itulah SIM kita. Itu karena kita tidak punya council tidak sama seperti bapak dan ibu dokter yang punya UU sendiri dan council sendiri sehingga STR beliau – beliau nya dalam  minggu dan paling lama  bulan sudah jadi.
Dan inilah kita sebagai awam, mengembalikan segala pilihan pada hati dan pikiran kita. Entah apapun tendensi dan tujuan kita, tapi meski berada di tengah berbagai asumsi golput bukan pilihan terbaik sobat.

Minggu, 27 April 2014

MENDING TUKU SATE TIMBANG TUKU WEDHUSE



Beberapa bulan terakhir ini kata – kata itu familiar untuk di dengar. Terutama bagi orang – orang yang biasa bepergian dengan bus ekonomi atau yang biasa sejenak mendengarkan musik yang dijajakan penjual CD di pasar khususnya di Jawa.  Judul tulisan ini adalah judul sekaligus lirik lagu dangdut koplo pantura yang kini sedang nge-hits dikalangan penggemarnya. Kurang lebih artinya dalam bahasa Indonesia adalah lebih baik beli satenya daripada beli kambingnya.
Saya secara pribadi mengenal lagu ini justru dari tempat saya latihan senam. Dalam satu set latihan aerobic pelatih senam saya menggunakan 1 CD kompilasi lagu – lagu dangdut pantura. Isinya komplit dari oplosan, pokok ke joget, kereta malam, goyang bang jail, wedi karo bojomu, masa lalu dan salah satu nya adalah lagu ini. Awalnya tidak begitu memperhatikan isi liriknya, maklum mengikuti gerakan pelatih saya yang bertubuh ramping dan sangat energik itu sudah cukup menyita perhatian. Namun lama kealamaan karena sering mendengar jadi mulai mengerti isi lagu tersebut.

“Mending tuku sate timbang tuku wedhuse, ……… tuku sate ora mikir mburine, tuku wedhus isih mikir sukete…” atau dalam bahasa Indonesia “lebih baik beli sate daripada beli kambing, ……. Beli sate tidak berfikir kelanjutannya beli kambing masih mikir rumputnya” itu salah satu potongan bait lagu tersebut. Memang tidak saya tulis semua, kalau penasaran bisa kok search di google lirik lengkapnya. Saya rasa ada beberapa bagian yang memang kurang tepat pada lagu ini dan kurang mendidik jadi tidak perlu di tayangkan.
Lepas dari makna sesungguhnya lagu ini, potongan syair diatas dapat menggambarkan bahwa sang penyanyi tidak mau repot. Jika mau makan sate bukankah lebih mudah langsung membeli satenya saja, karena setelah habis tinggal kita buang tusuk sate dan bungkusnya ke tempat sampah. Sedangkan kalau harus membeli kambingnya kita masih harus memikirkan cara member makan dan perawatannya. Belum ketika harus mengolahnya, bukan hal yang baru lagi kalau mengolah daging kambing itu butuh kesabaran ekstra. Bau khas daging kambing itu yang kadang membuat kita harus berjuang setengah mati.
Menyimak salah satu bagian lirik lagu ini dan membandingkan dengan budaya hidup kita sekarang. Kebenyakan dari kita juga akan berfikir demikian, kalau mau makan sate (kambing) ngapain repot – repot beli kambing. Dengan kalkulasi harga saja, semaruk – maruknya kita maksimal sate kambing yang kita habiskan tidak lebih sari 50 tusuk. Misal harga 1 tusuk sate kambing 4000 rupiah maka dikali 50 harga nya menjadi 200 ribu rupiah. Bandingkan dengan harga 1 ekor kambing (kambing bukan daging kambing) yang bisa mencapai 1 juta rupiah. Harga itu belum termasuk biaya mengolah. Maka bagi kita yang ingin menikmati sate kambing mengapa berfikir harus repot, tinggal beli satenya toh yang berjualan juga banyak. Dari yang keliling, kaki lima sampai kelas resto pun ada.
Fenomena inilah yang kini sedang dengan gencara menyergap gaya hidup kita. Budaya hidup instant supaya gaya saya sebut dengan instant habit. Dimana sebagian besar dari kita lebih suka hidup dengan cara yang mudah ketimbang dengan cara konfensional dengan birokrasi dan tata cara yang rumit. Contoh mudah masalah makanan di rumah, dulu seorang wanita akan sangat malu ketika tidak bisa memasak dan menyediakan hidangan untuk seisi rumahnya ketika sudah menjadi istri. Sekarang bukan hanya wanita karir bahkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja pun bisa pesan catering untuk bisa menyediakan hidangan untuk keluarganya, dengan alasan repot.
Tapi akan kah juga demikian dengan hidup kita??? Fenomena instant habit ini juga secara tidak langsung terbawa dalam konsep kesuksesan kita. Tidak jarang dari kita yang enggan untuk repot dan mengalokasikan waktu, pikiran dan tenaga ekstra untuk bisa meraih kesuksesan. Banyak cara yang bisa kita andalkan di dunia sekarang ini untuk mencapai apa yang kita inginkan tanpa harus repot. Maka tidak heran banyak siswa dan mahasiswa yang terjebak dalam lingkaran setan “contekan” dan “kunci jawaban”. Bukankah mereka juga ikut terjebak dalam virus “mending tuku sate timbang tuku wedhuse”?
Tapi hal yang berbeda dipikirkan oleh peternak kambing,  http://peternakankambingberdikari.blogspot.com/2013/02/daftar-produkharga-dan-kalkulasi-hasil.html . Dari link tersebut saya belajar bahwa dari seekor kambing kita bisa memprospek investasi dimasa yang akan datang dengan kelipatan yang luar biasa. Menggunakan modal yang tidak terlalu banyak tapi dikerjakan dengan telaten dan rajin. Sang peternak tentu mendaya gunakan seluruh sumber daya yang ia punya untuk target besar yang ia harapkan dapat tercapai. Dalam perjalanannya tidak menutup kemungkinan muncul banyak hambatan. Tentunya ia akan berusaha mengoptimalkan waktu, dana, tenaga dan pikirannya untuk meminimalkan bahkan menghapuskan resiko yang mungkin muncul.
Dan demikianlah seharunya hidup kita. Dengan satu hal kecil yang kita miliki kita mampu bertahan terus mengasah dan mengembangkannya sehingga akan menghasilkan satu karya yang besar bagi diri kita secara pribadi dan orang – orang lain di sekitar kita. Diakui atau tidak hidup kita ini terlalu berharga untuk digadaikan pada budaya hidup instan. Akan sangat sia – sia puluhan juta serabut saraf di otak kita bila kita tidak mencoba mengasahnya dan membiarkan instant habit mematikan potensi besar dalam diri kita.
Hidup itu sulit, kata beberapa orang. Justru karena sulit itulah kita harus bisa memecahkan kesulitannya. Dan sebagai orang yang percaya pada Tuhan, saya meyakini ketika muncul kesulitan maka Tuhan selalu memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikannya. Toh, Tuhan tidak membiarkan umatNya menghadapi masalah diluar kemampuannya bukan? Maka jangan pernah membiarkan kita kalah dari kondisi karena kita sudah terlalu nyaman dengan instans habit kita. Karena sejak awal dunia ini dibentuk tidak ada hal yang tercipta dengan instan.
Semua butuh proses, bahkan mie instan pun butuh proses untuk bisa dimakan dan dinikmati. Saya piker hanya anak kost yang kelewat males yang akan makan mie instan dengan cara memakan mie nya yang masih kering dan lumayan keras layakanya makan kerupuk. Bisa bersamaan dengan bumbu, atau menikmari bumbu di akhir baru setelah itu minum air putih. Akhirnya kan akan bercampur juga di dalam perut. Saya bisa pastikan orang yang biasa seperti ini pasti kena typus. Jadi kalau anda merasa punya kebiasaan instan macam itu segera hentikan sebelum anda diminta membayar minimal 6 juta rupiah untuk pemeriksaan gastroscopy atau colonoscopy (endoscopy salauran pencernaan, diteropong itu lho).
Maka mari kita berproses karena menyadari tidak ada satupun hal di dunia ini yang instan, temasuk cinta. Saya jadi ingat lagu campursari (maaf, saya orang jawa) yang sudah agak lama namun cukup memberi inspirasi dan motivasi bagi saya, semoga juga anda.

Jo podo nelongso, jamane jaman rekoso (jangan pada bersedih, jamannya jaman susah)
Urip pancen angel, kudune rak usah ngomel (hidup memang sulit, makanya nggak perlu ngomel)
Ati kudu ayem, nyambut gawe karo seneng (hati harus tenang, bekerja sambil senang)
Ulat ojo peteng, yen di kongkon yo sing temen (wajah jangan murung, kalo ada perintah dikerjakan dengan tanggungjawab)
Lha,opo tho konco ati kerep loro (lha, kenapa teman hati sering sakit)
Ra gelem rekoso, mbudi daya (tidak mau susah, dan berusaha)
Pancen kabeh podho pingen urip mulyo (memang semua ingin hidup sejahtera)
Wiwitan rekoso pancen nyoto (diawali dengan kerja keras itu baru nyata)

Kamis, 24 April 2014

CAPAI INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOAL’S DENGAN NURSE AWARENESS



Di era pelayanan rumah sakit mengacu pada standart internasional layaknya sekarang ini sudah bukan hal yang asing lagi ketika kita membicarakan tentang International Patient Safety Goal’s atau biasa disingkat IPSG. Hal tesebut merupakan salah satu komponen penting yang harus dicapai setiap Rumah Sakit bila ingin lolos uji kompetensi secara internasional. Dimana standart pelayanan di dalam nya mengacu pada keamanan dan keselamatan pasien.
Oktober 2004, WHO dan berbagai lembaga di dunia mendirikan ”World Alliance For Patient Safety” dengan tujuan mengangkatkan patient safety goal dan menurunkan morbiditas, cidera dan kematian pasien. Dan tahun 2005, sebagai tema hari perawat international ditetapkan bahwa perawat dengan patien safety merupakan target dan sub standar dari pelayanan kesehatan.
Sebuah penelitian mengatakan staff perawat yang tidak memadai dan buruknya dukungan dari organisasi memberikan efek yang buruk pada patien safety secara global (Alken, 2002). Serta jam kerja perawat yang panjang (lama) pada sebuah rumah sakit akan meningkatkan kelalaian kerja petugas (Rogers, 2004)
International Council Of Nurse (ICN, 2003) mengatakan kesalahan terjadi bukan karena petugas yang kurang pelatihan tetapi karena sistem organisasi itu sendiri yang tidak didisain untuk mencegah kesalahan tersebut. Di Indonesia sendiri pencanangan gerakan keselamatan pasien rumah sakit telah ditetapkan oleh menteri kesehatan pada seminar nasional PERSI tanggal 21 Agustus 2005.
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan suatu sistem yang mendorong rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (KKP-RS, 2005).
Mengingat pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak utama pelayanan kesehatan di rumah sakit dan merupakan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.Pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi harus dilaksanakan oleh tenaga keperawatan professional dengan cara yang professional juga. Perawat sebagai anggota inti tenaga kesehatan yang jumlahnya terbesar di rumah sakit (sebesar 40 – 60%) dan dimana pelayanan keperawatan yang diberikan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, memiliki peran kunci dalam mewujudkan keselamatan pasien.
Nursing is the protection, promotion, and optimization of health and abilities, prevention of illness and injury, alleviation of suffering through diagnosis and treatment of human response, and advocacy in the care of individuals, families, communities, and populations (ANA, 2003). Berangkat dari definisi inilah, peran-peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit dapat dirumuskan. Antara lain sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan; menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan; memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan; menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian pelayanan kesehatan; menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya; peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak diharapkan; serta mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
Pelayanan keperawatan yang profesional dengan standar internasional sudah didepan mata. Pelayanan tidak lagi hanya berfokus pada kepuasan pasien tetapi lebih penting lagi adalah keselamatan pasien (patient safety). Harapan pelayanan profesional yang bermutu tinggi yang berfokus pada keselamatan (safety) dan kepuasan pasien dapat terlaksana.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Rumah Sakit menuju pengakuan internasional harus melalui proses akreditasi dilakukan oleh lembaga independen yang memiliki kewenangan untuk memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan di institusi pelayanan kesehatan.
Garis besar dalam mewujudkan nursing awareness ini mengacu pada bagaimana perawat menerapkan pelayanan dengan secara terus menerus mengembangkan peran keperawatan. Menentukan ruang lingkup praktek keperawatan sehingga perawat, atau disiplin ilmu  lainnya, dan masyarakat dalam mengembangkan dan menyebarluaskan suatu pernyataan sikap tentang pentingnya suatu lingkungan kerja yang aman. Di mulai dengan kemanan pada pemberian asuhan keperawatan, mengutaman keselamatan bukan hanya untuk pasien namun juga keamanan untuk diri sendiri.
Memperhatikan enam sasaran seselamatan pasien, yang dicakup dalam IPSG meliputi ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi - tepat prosedur - tepat pasien post operasi, pengurangan resiko infeksi, dan pengurangan resiko pasien jatuh. Point penting dalam pelaksanaannya bukan hanya mengacu pada pemenuhan SPO semata namun bagaimana perawat bisa menjadi agent pemberi pelayanan yang optimal dengan mengutamakan kepeduliaannya. Meningat perawatlah yang ada mendampingi pasien selama 24 jam.
Sikap peduli ini bukan hanya mengutamakan pada pasien sebagai obyek utama pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan. Namun lebih dari itu sikap peduli ini bisa dimaknai dengan lebih mengacu pada bagaimana perawat memberikan pelayanannya. Sehingga keselamatan dan keamanan dapat dicapai oleh kedua belah pihak. Yaitu sang pemberi pelayanan dalam hal ini perawat dan pihak penerima pelayanan yaitu pasien dan keluarga. Diharapkan nanti IPSG bukan hanya sekedara slogan dalam rangka mencapai standart akreditasi internasional bagi rumah sakit namun juga menjadi suatu kesadaran bersama dalam dunia pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.