Minggu, 27 Agustus 2017

Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan Pasien


Kita yang sudah terjun langsung di dunia pelayanan kesehatan tentu sudah tidak asing lagi dengan sasaran keselamatan pasien atau biasa disingkat SKP. Dalam bahasa internasional kita juga mengenal IPSG (International Patient Safety Goals). Suatu target pencapaian yang ditetapkan oleh pemberi layanan kesehatan (bukan hanya rumah sakit) untuk menjaga agar pasien - pasien nya selamat dan terhindar dari masalah - masalah yang merugikan selama pelayanan kesehatan berlangsung.

Apa saja bagian dari Sasaran Keselamatan Pasien?
Kita mengenal ada 6 sasaran keselamatan pasien yang wajib kita ketahui (meski sebenarnya di luar sana sudah banyak berkembang banyak sekali ssasaran keselamatan pasien). Sebagai standart yang sering menjadi materi utama dalam persiapan akresitasi kita bisa mempelajari 6 sasaran keselamatan pasien. Berdasarkan standart KARS tahun 2017 yang mengadopsi dari Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety tahun 2007.

1. Mengidentifikasi Pasien dengan benar

Petugas kesehatan dapat menggunakan sedikit nya 2 (dua) dari 3 (tiga) jenis identifiaksi yang dimiliki pasien yaitu nama, tanggal lahir, nomor rekam medis (nomor induk kependudukan, barcode admisi pasien). Pada pasien sadar dan kooperatif, petugas kesehatan dapat meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir kemudian dicocokan dengan nomor rekam medis yang ada di gelang identitas psien. Identifikasi yang benar ini dilakukan ketika pasien baru datang ke pelayanan kesehatan, akan mendapatkan terapi (oral, suntikan, tetes) , akan dilakukan tindakan pemeriksaan, akan dilakukan tindakan baik invasif maupun non invasif. 
Gelang identitas sendiri dibedakan menurut jenis kelamin, gelang merah muda untuk pasien perempuan dan gelang biru untuk pasien laki - laki.  Identifikasi lain yang digunakan adalah gelang atau kancing sebagai penanda kondisi tertentu. Kuning untuk pasien dengan resiko jatuh, merah untuk pasien dengan alergi dan ungu untuk pasien yang menolak dilakukan resusitasi atau DNR.

2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif

Meningkatkan komunikasi efektif dilakukan dengan metode S.B.A.R yaitu Situation, Background, Assesment dan Recomendation. Metode ini dilakukan bila ada pelaporan antar petugas pemberi asuhan (PPA) untuk menghindari kesalahan informasi yang menyebabkan pasien mengalami kondisi yang memburuk. Selain itu juga metode ini digunakan pada saat serah terima pasien baik antar unit maupun antar pergantian jaga. Situation berisi tentang nama, umur, diagnosa, keluhan yang saat ini terjadi. Background berisi tentang hal - hal yang menjadi latar belakang kondisi terkini pasien. Assement merupakan tindakan atau pemeriksaan yang telah dilakukan. Sedangkan recomendation merupakan saran, usul atau rencana tindakan yang selanjutnya akan diberikan untuk mengatasi kondisi terkini pasien.
Saat melakukan komunikasi dengan metode S.B.A.R jangan lupa untuk melakukan write back, hear back, read back atau yang lebih akrab disebut tulis, baca, konfirmasi. Hal ini digunakan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penyebutkan terapi terutama pada obat - obatan dengan LASA (Look A like, Sound A Like) saya sertakan bahasa Indonesia nya NORUM (Nama Obat Rupa Obat Mirip).

3. Meningkatkan Keamanan Obat - Obatan yang harus Diwaspadai (High Alert Medication)

Ada beberapa jenis obat - obatan apabila pemakaian nya salah dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada pasien. Obat - obat an tersebut harus di waspadai dan benar - benar diperhatikan dalam pemberian nya. Seperti disinggung sebelumnya yaitu obat - obatan LASA atau NORUM. Bentuk dari kemasan yang mirip juga nama yang terdengar menyerupai namun kandungan yang berbeda dapat menjadi bahaya yang besar bagi pasien. Maka pemberi layanan kesehatan harus benar - benar memperhatikan regulasi pelayanan obat - obatan. Pada obat - obatan High Alert sendiri akan diberi tanda berupa stiker merah dengan tulisan putih yang menandakan obat - obat an itu perlu kewaspadaan dalam pemberian nya.
Selain memperhatikan cross check obat dengan metode 6 benar / 7 benar/ 8 benar (banyak acuan dalam pemberian obat) kita juga perlu tahu jenis - jenis obat High Alert. Beberapa obat yang termasuk diantara Elektrolit konsentrat tinggi (NaCl 3%, KCl, Bicnat, MgSo4), Obat Kemoterapi, Insulin, Analgetik dosis tinggi (opioid), Obat golongan Narkotik, Obat - obat anti trombolitik (heparin), Vasodilatator dan Vasokontriktor. Dan semua jenis obat - obat an tersebut tidak boleh disimpan di unit rawat inap, peyimpanan khusus di unit farmasi dengan pengawasan ketat.

4. Memastikan Lokasi Pembedahan yang Benar, Prosedur yang Benar dan dilakukan pada Pasien yang Benar.


Memastikan benar lokasi, benar prosedur dan benar pasien dilakukan pada setiap tindakan invasif. Baik tindakan yang memerlukan sayatan maupun tidak. Contonya tetap dilakukan untuk tindakan - tindakan catheterisasi jantung dan endoskopi. Hal - hal yang dapat dilakukan untuk memastikan tindakan yang dilakuan benar adalah,
a) Beri tanda di tempat operasi atau biasa disebut dengan site marking. Pemberian tanda ini khususnya dilakukan pada area operasi yang memiliki kelateralan (dua sisi, kanan dan kiri), area yang beruas (seperti tulang belakang) dan jumlah multipel (misal jari tangan atau jari kaki)
b) Dilakukan verifikasi pra-operasi, biasa nya dilakukan saat sign in. Ketika pasien akan dilakukan operasi dengan mencocokan program sesuai dengan informed consent yang sudah ditanda tanganni pasien atau keluarga. Petugas juga harus memeriksa kelengkapan pemeriksaan pasien seperti hasil laborat, foto rongent, USG,MRI ataupun CT Scan.

c) Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai. Time Out biasanya dilakukan di dalam kamar bedah. ketika semua tim sudah siap maka perawat sirkuler akan memimpin time out dengan membacakan ulang nama pasien, usia, diagnosa, prosedur tindakan, lokasi tindakan, jenis anastesi yang digunakan, perkiraan lama pembedahan dan menanyakan pada petugas instrument jumlah awaal instrument yang disiapkan. Diakhir tindakan operasi perawat sirkuler akan menanyakan kembali jumlah instrument yang ada. Jumlah akhir harus sesuai dengan jumlah awal, apabila ada penambahan alat maka segera dilaporkan.
5. Mengurangi Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
Bagian ini erat kaitan nya dengan pelaksanaan hands hygiens di pelayanan kesehatan. Secara umum kita ketahui ada 2 (dua) macam yaitu hands rub dan hands wash. Walaupun bila kita menilik ke dalam pelayanan Rumah Sakit kita akan bertemu satu lagi jenis cuci tangan yaitu hands scrub atau cuci tangan bedah yang biasa dilakukan oleh petugas kamar bedah. Cuci tangan ini lebih panjang dan area yang dicuci mencapai siku tangan.
Hands Hygiens yang berlaku pada umum nya mengacu pada 6 langkah cuci tangan sesuai standart WHO. Yang membedakan hands rub dilakukan tanpa air mengalir, dengan menggunakan cairan disinfektan dan dilakukan selama 15 - 30 detik. Sedangkan  hands wash  dilakukan dengan sabun dan dibawah air mengalir selama 20 - 40 detik. Penting untuk diperhatikan adalah 5 momen cuci tangan. Sebelum kontak dengan pasien, sesudah kontak dengan pasien, sesudah terkena cairan tubuh pasien, sesudah kontak dengan lingkungan pasien dan setelah melakukan tindakan aseptik pada pasien.
6. Mengurangi resiko cidera pada pasien akibat terjatuh
Bagian ini diawali dengan pengkajian pasien dengan resiko jatuh. Untuk mengetahui apakah pasien kita memiliki resiko jatuh atau tidak kita dapat mengkaji dengan menggunakan skala Morse untuk pasien dewas dan skala hupty dumty pada pasien anak - anak. setelah dilakukan pengkajian dan diketahui pasien berisiko jatuh maka kenakan gelang atau kancing merah sebagai penanda. Selanjutkan lakukan edukasi dan penanganan pada pasien dengan risiko jatuh. Yaitu dengan memastikan lingkungan di sekitar pasien aman.

Nampak nya ada pekerjaan rumah yang besar bila menilik 6 (enam) sasaran keselamatan pasien tersebut. Ketika kita mengetahui bahwa keselamatan adalah hak setiap kita dan sebagai pemberi layanan kesehatan memiliki andil yang besar dalam pelaksanaanya maka kita melakukan prosedur demi keselamatan pasien bukan merupakan hal yang sulit dan menjadi detak dalam setiap pelayanan kita. (-chay-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar